online-uttarakhand.com – Kamu mungkin sering dengar tentang Soekarno dan Hatta saat belajar sejarah kemerdekaan Indonesia, kan? Tapi, pernah nggak kamu dengar nama Sukarni Kartodiwirjo? Kalau belum, kamu wajib kenalan sama tokoh satu ini.
Bukan sekadar figuran di balik layar, Sukarni justru jadi salah satu tokoh sentral dalam detik-detik paling penting buat bangsa ini. Nggak banyak yang tahu, kalau tanpa peran Sukarni, bisa jadi proklamasi 17 Agustus 1945 nggak akan terjadi secepat itu. Siapa sih sebenarnya Sukarni Kartodiwirjo? Yuk, kita kupas kisahnya satu per satu!
Profil Singkat Sukarni Kartodiwirjo
Sebelum dikenal sebagai pejuang tangguh, Sukarni Kartodiwirjo lahir di Blitar, Jawa Timur, tepatnya di Desa Sumberdiran, tanggal 14 Juli 1916. Latar belakang keluarganya cukup berada. Ayahnya, Dimoen Kartodiwirjo, adalah keturunan dari Eyang Onggo yang pernah jadi juru masak Pangeran Diponegoro, keren, ya? Sedangkan ibunya bernama Supiah, asli Kediri. Sejak kecil, Sukarni memang udah ditempa dengan nilai-nilai nasionalisme, baik dari lingkungan rumah maupun sekolah.
Sekolahnya pun nggak main-main. Dia sempat belajar di Taman Siswa, sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Di sinilah semangat kebangsaan mulai tumbuh dalam dirinya, terutama karena pengaruh gurunya, Mohammad Anwar, yang terkenal sangat anti penjajahan.
Awal Perjuangan Sukarni dalam Politik
Masuk ke usia muda, Sukarni Kartodiwirjo makin aktif dalam gerakan kebangsaan. Di tahun 1930-an, ia bergabung dengan organisasi pemuda bernama Indonesia Muda, yang merupakan sayap dari Partindo. Di sinilah langkahnya dalam politik dimulai. Bahkan dia sempat ke Bandung untuk ikut pelatihan kader, dan di sanalah pertama kalinya dia bertemu dengan Soekarno. Keren banget, kan?
Namun perjalanannya nggak selalu mulus. Menjelang akhir masa penjajahan Belanda, Sukarni sempat ditangkap dan dibuang ke Balikpapan, Samarinda, hingga Jakarta. Tapi itu nggak bikin semangatnya padam.
Saat Jepang datang dan membebaskan para tahanan politik, Sukarni langsung gas lagi dengan membentuk Angkatan Baru Indonesia bareng kawan-kawannya. Markas mereka ada di Jalan Menteng 31, Jakarta, tempat berkumpulnya para pemuda yang kelak jadi motor kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok dan Keberanian Sukarni
Nah, ini nih momen paling bersejarah yang selalu di kaitkan dengan nama Sukarni Kartodiwirjo, Peristiwa Rengasdengklok. Saat Jepang kalah di Perang Dunia II, kondisi politik di Indonesia memanas. Dua kubu besar muncul, kelompok tua (Soekarno-Hatta) yang hati-hati banget, dan kelompok muda (termasuk Sukarni) yang pengin kemerdekaan di umumkan secepatnya.
Sukarni nggak sabar. Dia tahu momen ini nggak boleh lewat begitu aja. Maka pada tanggal 16 Agustus 1945, dia dan rekan-rekan sesama pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tapi jangan salah paham dulu, maksudnya bukan buat nyakitin, tapi justru biar mereka nggak terpengaruh Jepang dan bisa lebih bebas menentukan keputusan. Aksi ini sukses besar dan jadi salah satu alasan kenapa proklamasi bisa terjadi keesokan harinya.
Sukarni dan Usulan Penandatangan Proklamasi
Pas malam sebelum proklamasi, semua tokoh penting kumpul di rumah Laksamana Maeda buat nyusun teks proklamasi. Nah, setelah teksnya selesai, muncul satu pertanyaan besar, siapa yang tanda tangan? Di sinilah peran penting Sukarni Kartodiwirjo muncul lagi. Dengan lantang dia mengusulkan supaya Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani, atas nama bangsa Indonesia. Usulan itu di terima, dan jadilah sejarah besar tercipta pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Baca juga: Fakta Mengejutkan tentang Perang Napoleon yang Mengubah Dunia
Akhir Hidup Sukarni Kartodiwirjo
Setelah Indonesia merdeka, perjuangan Sukarni Kartodiwirjo belum selesai. Tapi sayangnya, nama besarnya sedikit terlupakan seiring waktu. Sukarni meninggal dunia pada 7 Mei 1971, dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Baru pada 7 November 2014, pemerintah secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional untuknya. Terlambat? Mungkin. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Dari kisah hidupnya, kita bisa belajar kalau keberanian dan keyakinan bisa membawa perubahan besar. Sukarni Kartodiwirjo bukan cuma tokoh pelengkap sejarah, tapi bagian penting dari kemerdekaan Indonesia. Tanpa langkah nekatnya di Rengasdengklok, bisa jadi sejarah bangsa ini akan sangat berbeda. Jadi, mulai sekarang jangan lupa sebut nama Sukarni kalau kamu lagi ngomongin kemerdekaan, ya!