Online-uttarakhand.com – Ketika kita membicarakan sejarah penjajahan di Indonesia, pikiran sering langsung tertuju pada Belanda. Namun, tahukah Anda bahwa Inggris juga pernah mencicipi masa berkuasa di tanah Nusantara? Ya, kolonialisme Inggris di Indonesia mungkin tidak sepanjang era Belanda, tetapi jejaknya tak kalah dalam.
Mari telusuri lebih dalam mengenai kolonialisme Inggris di Indonesia. Dan bagaimana kekuatan asing ini sempat menancapkan pengaruhnya, merombak sistem pemerintahan, dan membawa perubahan besar yang masih meninggalkan bekas hingga kini!
Masa Pendudukan Kolonialisme Inggris di Indonesia
Meski hanya berlangsung selama lima tahun, kolonialisme Inggris di Indonesia berhasil mengubah banyak hal dalam sistem kolonial yang telah di bentuk Belanda. Di mulai pada tahun 1811 saat armada Inggris berlabuh di Batavia, kekuasaan Belanda pun perlahan runtuh. Puncaknya terjadi pada 18 September 1811 melalui Perjanjian Tuntang.
Dalam perjanjian ini, Belanda secara resmi menyerahkan kekuasaannya kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles kemudian di tunjuk sebagai Letnan Gubernur, memulai babak baru penjajahan Inggris di Indonesia.
Selama masa ini, Penajajahan Inggris di Indonesia tidak hanya mencakup pengambilalihan kekuasaan, tetapi juga menciptakan kebijakan-kebijakan baru di bidang pemerintahan, ekonomi, hingga militer yang berdampak signifikan bagi rakyat.
Kebijakan Raffles yang Mengubah Sistem Pemerintahan
Raffles memulai pemerintahannya dengan mengguncang tatanan pemerintahan lama. Kolonialisme Inggris di Indonesia menekankan prinsip bahwa tanah adalah milik pemerintah, dan rakyat menjadi penyewa. Para bupati yang dulu menjadi pemungut pajak kini di angkat sebagai pegawai pemerintah. Ini di maksudkan agar sistem lebih terkontrol dan mengurangi penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat lokal.
Untuk memudahkan pengawasan, Jawa di bagi menjadi 16 keresidenan, masing-masing di pimpin oleh residen dan asisten residen. Pembagian wilayah ini memperjelas struktur administrasi dan mempercepat pengambilan kebijakan. Namun, kebijakan ini juga membuat rakyat makin terikat dalam sistem kolonial yang menekan.
Reformasi Ekonomi yang Berat di Pundak Rakyat
Salah satu warisan besar kolonialisme Inggris di Indonesia adalah sistem land rent atau sewa tanah. Dalam sistem ini, rakyat di haruskan membayar pajak berdasarkan jenis dan kualitas tanah yang mereka garap. Pajak sawah kelas satu bisa mencapai 50 persen dari hasil panen. Jika tak mampu membayar dengan uang, maka beras menjadi alat tukarnya. Meskipun sistem ini menghapus kerja rodi dan penyerahan wajib, beban ekonomi rakyat tetap berat.
Ironisnya, kebijakan ini justru menambah penderitaan rakyat kecil, karena pajak di serahkan langsung ke residen tanpa perantara, sehingga semua proses menjadi lebih birokratis dan mahal. Pemerintah kolonial tetap memetik keuntungan maksimal dari kerja keras rakyat.
Baca juga: Lengkap di sini! Menguak Jejak Revolusi Amerika Dari Pajak Teh ke Kemerdekaan!
Ekspedisi Militer dan Kekerasan terhadap Penguasa Lokal
Kolonialisme Inggris di Indonesia tidak hanya soal administrasi dan pajak. Raffles juga melancarkan ekspedisi militer ke berbagai daerah yang di anggap membangkang. Salah satu yang paling mencolok adalah penyerangan ke Keraton Yogyakarta pada 1812. Keraton yang menjadi simbol kekuasaan lokal di hancurkan, menunjukkan bahwa Inggris tidak segan menggunakan kekuatan militer demi menjaga kepentingannya.
Selain Yogyakarta, Palembang juga menjadi sasaran, meskipun penguasanya sebelumnya justru membantu Inggris. Serangan ke Palembang membuktikan bahwa penjajahan Inggris di Indonesia tidak mengenal balas budi ketika kekuasaan menjadi taruhannya.
Akhir Kolonialisme Inggris di Indonesia dan Warisan yang Tertinggal
Pada 1815, Inggris mulai kehilangan minat untuk mempertahankan kekuasaannya. Kolonialisme Inggris di Indonesia di anggap terlalu mahal bagi East India Company. Raffles akhirnya di gantikan dan Inggris menyerahkan kembali Jawa kepada Belanda sesuai Perjanjian London 1814. Meskipun singkat, era ini meninggalkan jejak mendalam, dari sistem administrasi, pemungutan pajak, hingga cara pandang terhadap tanah dan kekuasaan.
Kolonialisme Inggris di Indonesia mungkin tidak selama penjajahan Belanda, namun dampaknya sangat terasa. Kebijakan Raffles membuka jalan bagi sistem kolonial modern, dan pengaruhnya masih bisa di rasakan dalam sistem birokrasi dan ekonomi Indonesia hingga kini. Dengan memahami masa kelam ini, kita bisa lebih menghargai arti kemerdekaan dan perjuangan bangsa.