online-uttarakhand.com – Peradaban Mohenjo-Daro dan Harappa selalu menjadi bahan diskusi menarik ketika membicarakan sejarah dunia kuno. Keduanya dianggap sebagai salah satu pusat kebudayaan tertua di muka bumi, bahkan lebih dulu ada dibandingkan kitab Weda. Keberadaan dua kota besar di lembah Sungai Indus ini menjadi bukti betapa maju dan teraturnya peradaban manusia ribuan tahun lalu, jauh sebelum bangsa Arya menjejakkan kaki di India.
Read More : Mengungkap Jejak Peradaban Tertua di Dunia Dan Siapa yang Pertama Menyalakan Obor Sejarah?
Sejarah Awal Mohenjo-Daro dan Harappa
Kota Mohenjo-Daro dan Harappa berkembang pesat sekitar 2500–1500 SM. Berlokasi di lembah Sungai Indus yang kini masuk wilayah Pakistan. Kedua kota ini menjadi pusat perdagangan, budaya, dan politik yang sangat berpengaruh.
Menariknya, tata kota mereka sudah modern untuk ukuran zaman tersebut yaitu teratur, memiliki sistem saluran air, hingga perencanaan grid yang kini masih digunakan dalam konsep perumahan modern.
Mohenjo-Daro terletak di Provinsi Sind, sedangkan Harappa berada di Punjab, dekat aliran bekas Sungai Ravi. Keduanya sama-sama menampilkan kemajuan luar biasa dalam arsitektur, teknologi, dan seni.
Mohenjo-Daro, Bukit Orang Mati
Mohenjo-Daro yang berarti “Bukit Orang Mati” dibangun sekitar 2600 SM. Kota ini sering dijuluki “Metropolis Kuno di Lembah Indus” karena ukurannya yang besar serta tata letaknya yang rapi. Arkeolog menemukan berbagai benda berharga di situs ini, mulai dari perhiasan, peralatan rumah tangga, hingga permainan anak-anak yang penuh ukiran artistik bergambar hewan seperti gajah, unta, dan kerbau.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Mohenjo-Daro memiliki tingkat kreativitas tinggi sekaligus sistem sosial yang mapan. Bahkan, rumah-rumah mereka dilengkapi sumur, kamar mandi, serta saluran pembuangan bawah tanah, fasilitas yang sulit ditemukan di peradaban lain pada masa yang sama.
Harappa, Kota Tua di Punjab
Sementara itu, Harappa di perkirakan berdiri sejak 3300 SM hingga 1600 SM. Kota ini berjarak sekitar 35 km dari Sahiwal, Pakistan. Seperti Mohenjo-Daro, Harappa juga memiliki tata kota yang canggih dan teratur.
Penemuan arkeologis di Harappa meliputi arca tanah liat berbentuk wanita telanjang dada di yakini melambangkan ibu sebagai sumber kehidupan serta berbagai alat dapur dari tanah liat, periuk belanga, hingga patung religius. Salah satu temuan menarik adalah arca lembu bertanduk yang menyerang harimau, di percaya sebagai simbol penyucian hewan dalam budaya mereka.
Baca juga: Winston Churchill, Pahlawan Inggris Raya yang Hidup Berkali-Kali
Kehebatan Tata Kota Mohenjo-Daro dan Harappa
Salah satu keunikan Mohenjo-Daro dan Harappa adalah sistem tata kotanya. Jalan-jalan mereka di buat lurus, saling tegak lurus, membentuk blok-blok yang rapi. Konsep ini mirip dengan kawasan perumahan modern saat ini.
Sistem sanitasi dan pembuangan limbah mereka juga luar biasa. Hampir setiap rumah memiliki kamar mandi, sumur, serta saluran air bawah tanah dari batu bata. Bahkan, sistem drainase ini di nilai lebih maju daripada beberapa kota di Timur Tengah pada masa yang sama, dan dalam beberapa aspek, lebih efisien di banding sebagian daerah di India dan Pakistan modern.
Kepercayaan dan Simbolisme
Dari berbagai artefak yang di temukan, banyak ahli berpendapat bahwa masyarakat Mohenjo-Daro dan Harappa memuja “ibu dewi” sebagai simbol kesuburan. Simbol swastika juga sering muncul dalam peninggalan mereka, yang kemudian berkembang menjadi bagian penting dalam agama Hindu dan Jainisme. Selain itu, di temukannya simbol siva lingam menjadi bukti adanya pengaruh kepercayaan Hindu sejak masa awal peradaban ini.
Runtuhnya Peradaban
Sekitar tahun 1750 SM, Mohenjo-Daro dan Harappa mengalami kemunduran drastis hingga akhirnya di tinggalkan. Ada banyak teori mengenai sebab runtuhnya, mulai dari perubahan iklim, bencana banjir, hingga invasi bangsa Arya. Setelah itu, butuh waktu lebih dari seribu tahun sebelum wilayah tersebut kembali melahirkan peradaban maju.
Warisan Mohenjo-Daro dan Harappa
Meskipun telah lama hilang, bekas bangunan Mohenjo-Daro dan Harappa masih menyimpan kisah menakjubkan. Puing-puing dari batu bata dan tanah liat yang teratur memberi gambaran betapa canggihnya perencanaan kota ribuan tahun lalu. Dari tata kota hingga simbol kepercayaan, semuanya menunjukkan bahwa peradaban Sungai Indus adalah fondasi penting bagi lahirnya kebudayaan India kuno.
Penutup
Peradaban Mohenjo-Daro dan Harappa bukan hanya sekadar sejarah, melainkan cermin kejayaan manusia di masa lampau. Dua kota ini membuktikan bahwa ribuan tahun lalu, masyarakat sudah mengenal sanitasi, tata kota modern, hingga simbolisme keagamaan yang kelak berkembang menjadi budaya besar. Meski kini hanya tersisa puing, warisan Mohenjo-Daro dan Harappa akan selalu hidup sebagai salah satu tonggak peradaban dunia.