online-uttarakhand.com – Jika kamu dengar nama Sayuti Melik, mungkin nggak langsung terbayang siapa dia, ya? Nggak seperti Bung Karno atau Bung Hatta yang namanya sering disebut di buku sejarah, Sayuti Melik ini justru sosok di balik layar yang punya peran super penting saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Biar kamu nggak penasaran terus, yuk kenalan lebih dekat sama beliau. Cerita perjuangannya bukan cuma bikin salut, tapi juga bisa bikin kamu mikir, Wah, ternyata ada tokoh sepenting ini yang jarang dibahas!
Biografi Singkat Sayuti Melik
Sayuti Melik lahir di Desa Kadilobo, Sleman, Yogyakarta, pada 25 November 1908. Nama aslinya sebenarnya Mohammad Ibnu Sayuti, tapi orang-orang lebih kenal dia dengan sebutan “Sayuti” atau “Yuti”. Sedangkan nama “Melik” itu cuma nama samaran yang dia pakai pas aktif menulis di Semarang sekitar tahun 1938.
Sayuti tumbuh di keluarga yang cukup sederhana. Ayahnya seorang pamong praja desa dan ibunya pedagang kain. Meski hidupnya nggak selalu mulus, semangat belajarnya luar biasa. Bahkan ketika ditangkap polisi rahasia Belanda saat masih sekolah, dia nggak patah semangat. Prinsip hidupnya keren banget, “Belajar sambil berjuang.”
Perjalanan Politik dan Penjara yang Nggak Ada Habisnya
Gimana sih perjalanan hidup Sayuti Melik sebelum akhirnya jadi pengetik naskah Proklamasi? Nah, dari muda, dia udah aktif banget di dunia politik dan pergerakan. Sayuti mulai nulis di berbagai surat kabar, seperti Islam Bergerak, Sinar Hindia, dan lainnya. Lewat tulisan-tulisannya, dia sering mengkritik keras pemerintah kolonial Belanda.
Tapi ya, konsekuensinya berat. Sayuti Melik pernah dipenjara berkali-kali, bahkan sampai ke luar negeri. Pernah di tahan di Ambarawa, dibuang ke Boven Digoel, ditangkap di Singapura, dan banyak lagi. Bisa di bilang, hampir sepanjang hidupnya, dia akrab banget sama jeruji besi. Tapi hebatnya, itu nggak bikin dia menyerah buat terus berjuang demi kemerdekaan.
Mengetik Naskah Proklamasi
Nah, ini dia bagian paling bersejarah! Tanggal 17 Agustus 1945 bakal selalu di kenang sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Tapi kamu tahu nggak, siapa yang mengetik naskah teks proklamasi yang di bacakan Bung Karno? Yup, dia adalah Sayuti Melik.
Waktu itu, setelah Bung Karno dan Bung Hatta menyusun naskah hasil diskusi sama tokoh-tokoh lain, Sayuti di minta buat mengetik versi resminya. Nggak cuma ngetik asal-asalan, Sayuti juga ngasih masukan penting. Salah satunya, dia yang mengusulkan agar naskah itu di tandatangani “Atas nama Bangsa Indonesia” oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Ide cemerlang ini di setujui semua orang di ruangan itu. Bayangin, kalau waktu itu dia nggak muncul dengan ide itu, bisa jadi naskah proklamasi kita tampil beda!
Kiprah Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Sayuti Melik nggak langsung pensiun, lho. Dia tetap aktif dalam pemerintahan dan berbagai organisasi. Beberapa jabatan penting yang pernah dia pegang antara lain sebagai anggota PPKI, KNIP, bahkan sampai anggota DPR/MPR hasil Pemilu 1971 dan 1977. Hebatnya lagi, dia juga pernah jadi staf ahli harian Suara Karya. Jadi, kontribusinya nggak cuma saat proklamasi aja, tapi juga di masa-masa pembangunan awal negeri ini.
Sayuti Melik, Pahlawan di Balik Layar yang Wajib Diingat
Gimana? Setelah tahu kisah hidupnya, kamu pasti setuju kan kalau Sayuti Melik layak banget di sebut sebagai pahlawan besar yang sering terlupakan? Sosoknya mungkin nggak sepopuler tokoh utama lain, tapi jasanya luar biasa. Dari masa penjajahan, hingga mengetik naskah proklamasi dan tetap aktif dalam pemerintahan, Sayuti menunjukkan dedikasi penuh buat bangsa ini.
Semoga setelah ini, nama Sayuti Melik nggak lagi asing buat kamu. Karena tanpa dia, mungkin sejarah Indonesia bisa jadi berbeda. Jangan lupa, pahlawan sejati itu nggak selalu yang berdiri di depan mikrofon, tapi juga mereka yang bekerja dalam diam, seperti Sayuti Melik.