online-uttarakhand.com – Tembok Besar Tiongkok adalah salah satu monumen paling menakjubkan yang pernah dibangun manusia. Dengan panjang mencapai lebih dari 21.000 kilometer, struktur ini membentang megah di sepanjang perbatasan utara Tiongkok. Tidak hanya sebagai benteng pertahanan, tembok ini juga menjadi simbol kejayaan, ketangguhan, dan identitas bangsa Tiongkok yang hingga kini masih memikat dunia.
Read More : Mitologi Dewa-Dewi Mesir yang Penuh Misteri dan Keajaiban
Awal Pembangunan Tembok Besar Tiongkok
Sejarah Tembok Besar Tiongkok bermula sejak zaman Dinasti Zhou. Pada masa itu, tembok-tembok kecil dibangun sebagai garis pertahanan melawan serangan bangsa nomaden dari utara. Tembok ini kemudian menjadi dasar penyatuan struktur besar di masa berikutnya. Tujuan utama pembangunan adalah melindungi wilayah Tiongkok dari invasi, terutama dari bangsa Mongol, Turki, hingga Manchu yang kerap menjarah.
Tembok Besar pada Masa Dinasti Qin
Dinasti Qin di bawah Kaisar Qin Shi Huang memiliki peran besar dalam mewujudkan gagasan Tembok Besar Tiongkok. Pada tahun 221 SM, setelah berhasil menyatukan Tiongkok, ia memerintahkan penyatuan berbagai tembok yang sudah ada menjadi satu sistem pertahanan yang panjang. Tembok ini diperkuat terutama di wilayah utara untuk menghadapi ancaman suku Xiongnu. Meski metode konstruksi masih sederhana, inilah awal lahirnya tembok besar dalam skala besar.
Perkembangan di Era Dinasti Han
Masa Dinasti Han membawa perkembangan signifikan bagi Tembok Besar Tiongkok. Selain memperkuat struktur yang sudah ada, dinasti ini memperluas jangkauan tembok hingga mencapai lebih dari 8.000 kilometer.
Peran tembok tidak hanya sebagai benteng, tetapi juga sebagai jalur pengawasan untuk perdagangan Jalur Sutra. Keberadaannya menjadi saksi hubungan Tiongkok dengan bangsa-bangsa lain, sekaligus menjaga stabilitas wilayah.
Baca juga: Winston Churchill, Pahlawan Inggris Raya yang Hidup Berkali-Kali
Dinasti Ming dan Puncak Kejayaan
Dinasti Ming dianggap sebagai masa keemasan Tembok Besar Tiongkok. Setelah berhasil mengusir bangsa Mongol, Dinasti Ming membangun kembali dan memperkuat tembok dengan struktur yang lebih kokoh. Pada abad ke-15, Jenderal Qi Jiguang mengawasi pembangunan bagian paling terkenal, mulai dari Shanhaiguan hingga Juyongguan. Bagian inilah yang kini banyak dikunjungi wisatawan.
Di era Ming, tembok tidak hanya menjadi benteng, tetapi juga di lengkapi menara pengawas, garnisun, kuil, hingga kota-kota kecil di sepanjang jalurnya. Tembok di bangun dengan batu bata, tanah padat, serta teknik arsitektur yang jauh lebih maju, menjadikannya struktur pertahanan yang megah sekaligus monumental.
Status Warisan Dunia dan Keajaiban Modern
Tembok Besar Tiongkok tidak pernah benar-benar selesai di bangun, melainkan terus di perluas dan di pugar selama lebih dari 2.000 tahun oleh sembilan dinasti berbeda. Pada 1987, UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia, mengakui pentingnya nilai sejarah, budaya, dan arsitektur yang di miliki.
Selain itu, pada 2007, Tembok Besar ini juga masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia modern. Kawasan populer seperti Badaling yang berjarak sekitar 70 km dari Beijing kini menjadi destinasi wisata utama yang di kunjungi jutaan turis setiap tahunnya. Restorasi besar-besaran yang di lakukan sejak abad ke-20 menjadikan tembok ini tetap berdiri megah, meski sebagian besar sisanya telah terkikis waktu.
Penutup
Tembok Besar Tiongkok bukan sekadar dinding panjang yang membelah daratan luas, melainkan simbol kekuatan, tekad, dan kejayaan peradaban Tiongkok. Dari Dinasti Zhou hingga Ming, setiap batu bata yang di susun mencerminkan upaya besar melindungi negeri dari ancaman luar. Kini, Tembok Besar Tiongkok berdiri bukan lagi sebagai benteng pertahanan, melainkan sebagai warisan dunia yang mengingatkan kita akan kebesaran sejarah dan ketangguhan sebuah bangsa.